Kumpulan Cerita Dewasa Pengalaman Seks Siswi Sma

Kumpulan Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Seks Terbaru 2018 || Kumpulan Cerita Dewasa Pengalaman Seks Siswi Sma : Waktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Bantulaku mempunyai seorang teman. Bisa dikatakan teman dekat. Namanya Evi.Usianya 17 tahun. Dia keturunan Cina sehingga kulitnya kuning langsat.Tingginya sekitar 156 cm dan beratnya sekitar 48 kg. Rambutnya luruspanjang dan berwarna kecoklatan. Dia pindahan dari kota lain waktupermulaan kelas tiga. Aku dan dia saling menyukai. Meskipun adaperbedaan warna kulit. Kulitku sendiri sawo matang.

Kumpulan Cerita Dewasa Pengalaman Seks Siswi Sma
Kumpula Cerita Sex

Suatu hari menjelang EBTA lokal dia minta sesuatu yang juga adadipikiranku. Dia minta dicium. Akhirnya kami berdua sepakatmelakukannya setelah pulang sekolah. Di salah satu kamar mandi sekolah.Setelah keadaan sekolah sepi kami berdua segera masuk ke kamar mandi.Kebetulan kamar mandi di sekolahku tidak membedakan antara cowok dancewek.

Kami berdua berhadap-hadapan. Kami sama-sama ragu untuk memulai.Entah siapa yang memulai, tahu-tahu kami berdua sudah berciuman. Lidahkami berdua saling menjilat. Matanya terpejam.

Tanganku mencoba meremas payudaranya yang berukuran 38 yang masihtertutup pakaian seragam sekolah. Kuremas payudara kanannya. Ciumankami terlepas.
"Ooohh.." Desah Evi.
Tangannya turun ke bawah mau membuka retsluiting celanaku. Kami berdua tersenyum. Tiba-tiba.
"Apa-apaan kalian." Bentak seseorang.
Kami berdua terkejut. Di pintu yang terbuka terdapat salah seorangguru BP yang sangat ditakuti. Namanya Bu Heydi. Tanganku menghentikanremasan pada payudara kanan Evi. Sementara tangan Evi masih dicelanaku.
"Kalian berdua ikut aku ke kantor." Kata Bu Heydi sambil berjalan keluar kamar mandi.
Kami berdua mengikutinya. Tangan Evi memegang tanganku. Diakelihatan ketakutan. Aku sendiri juga takut. Takut hal ini akandisebarluaskan.

Kami bertiga telah sampai di ruang BP. Dikuncinya pintu ruanganitu. Kami berdua disuruh duduk di kursi sofa. Begitu duduk Evi dengansetengah menangis berkata.
"Tolong bu. Jangan bilang siapa-siapa."
"Baiklah. Kamu jangan menangis. Aku akan tutup mulut. Tapi ada syaratnya." Kata Bu Heydi yang duduk di depan meja kerjanya.
"Apa syaratnya, bu?" tanyaku.
"Saya bersedia memberi uang kepada ibu." Kata Evi sebelum Bu Heydi menjawab pertanyaanku.
"Aku nggak butuh uang."
Bu Heydi diam sejenak. Kemudian lanjutnya.
"Aku butuh kamu." Katanya sambil menunjukku. Kali ini suaranya agak lembut.
"Apa yang bisa saya bantu?"
"Aku butuh tubuhmu."
"Maksudnya?"
"Aku minta dilayani."

Aku dan juga Evi setengah kaget. Aku tidak mengira Bu Heydimengajukan syarat yang sangat tidak mungkin kulakukan. Aku hanya diam.Aku tahu Bu Heydi yang berusia 47 tahun adalah seorang janda. Jadiwajar saja dia minta dilayani.

"Bagaimana?" Kata Bu Heydi sambil melepas kemejanya. Sehingga diatinggal memakai baju dalam yang putih tipis memperlihatkan branya yangberwarna hitam. Tampak juga sebagian kulit sawo matangnya pada tubuhdengan tinggi sekitar 156 cm dan berat sekitar 53 kg.
"Jangan, bu. Syarat yang lain saja." Tolakku sambil tetap memegang tangan Evi.
"Ibu nggak punya syarat lain selain itu."
"Jangan, bu." Tolakku sekali lagi.
"Kalau begitu, ibu akan umumkan perbuatan kalian besok." Kata Bu Heydi agak marah.

Aku dan Evi berpandangan. Kembali Bu Heydi berkata.
"Daripada bercinta dengan orang yang lain warna kulitnya, lebih baik dengan.."
Belum selesai Bu Heydi selesai bicara sudah disela oleh Evi.
"Tolong, bu. Jangan sebut-sebut warna kulit. Aku rela. Terserah ibumau lakukan apa terhadapnya. Tapi. Sekali lagi. Jangan sebut-sebutwarna kulit." Kata Evi dengan nada keras dan melepaskan pegangantanganku.

Bu Heydi tertawa sambil berdiri menghampiriku. Dia jongkok di depantempat aku duduk. Dia meremas penisku yang masih tidur. Remasan itumembuat penisku setengah tegang. Sementara Evi berdiri. Dia berjalanmau keluar dari ruangan itu.
"Eh. Jangan pergi dulu." Cegah Bu Heydi sambil tetap memegang penisku. Kemudian sambungnya lagi.
"Setelah aku menikmati tubuh pacarmu ini, kamu boleh melakukannya sepuasnya."
Kelihatannya Evi setuju. Dia kembali duduk. Tetapi duduk di kursisofa yang berada di depanku yang dibatasi oleh meja. Sementara meja itutelah digeser Bu Heydi untuk berjongkok.

Setelah melihat Evi duduk, kembali Bu Heydi meremas penisku. Kaliini penisku sudah hampir tegang. Dibukanya celanaku. Diturunkan kebawah sedikit termasuk celana dalamku. Penisku sudah muncul dihadapanBu Heydi dengan keadaan tegang sepenuhnya. Dipegangnya penisku danlangsung dimasukkan ke mulutnya. Dikeluarmasukkan penisku yangpanjangnya 15 cm. Tanganku hanya memegang rambut hitamnya yang luruspotong pendek sebahu ciri khas BP. Mataku setengah terpejam menikmatikuluman Bu Heydi terhadap penisku.

Sekarang kepala penisku dijilatinya sambil melepas baju dalam yangmasih dipakainya. Kemudian dipegangnya lagi penisku dan dimasukkankembali ke mulutnya. Tangannya juga membelai buah pelirku. Peniskudikeluarkan dari mulutnya dan disentuhkan ke lehernya sementaralidahnya menjilati pinggangku. Aku beranikan membuka ikatan bra yangdipakai Bu Heydi. Perlahan-lahan kulepas bra itu. Sedangkan Bu Heydimenjilati buah pelirku.
Beberapa saat kemudian digesek-gesekkan diantara kedua payudara BuHeydi yang berukuran 34. Pada saat itu kulihat Evi sedang melakukanmasturbasi. Baju seragam sekolahnya setengah terbuka dan dia meremaspayudara kanannya yang masih ditutupi kaos dalam dan bra. Bu Heydikembali menjilati kepala penisku. Kudorong kepalanya supaya peniskumasuk ke mulutnya. Kembali penisku keluarmasuk masuk mulut Bu Heydi.Sambil kedua tangannya membelai-belai buah pelirku.

Setelah puas menikmati penisku, dia berdiri menyorongkan payudarakirinya ke mulutku. Kujilati payudara kirinya itu. Bu Heydi rupanyajuga melihat Evi bermasturbasi. Dia meninggalkanku dan menghampiri Eviyang masih asyik dengan remasan pada payudara kanannya.
"Boleh ibu bantu." Tawar Bu Heydi.
Evi menghentikan remasannya dan hanya diam. Dan tanpa persetujuanEvi dibukanya dengan cepat seluruh pakaian seragam sekolah yang dipakaiEvi termasuk kaos dalam dan bra. Mereka berdua sama-sama setengahtelanjang.
Dibimbingnya Evi untuk berdiri untuk menempelkan kedua payudaranya ke kedua payudara Evi.

"Ooouhh.." Mereka berdua sama-sama mendesah.
Bu Heydi lalu memegang kedua payudara Evi sedangkan Evi mendorongtubuh Bu Heydi pada kedua lengannya. Aku kira Evi yang mempunyai tatobergambar bunga mawar kecil di atas pusarnya akan menolak ajakan BuHeydi. Ternyata tidak. Evi bahkan melepas semua pakaian yang tersisa ditubuhnya yang diikuti oleh Bu Heydi yang juga dengan cepat melepassemua pakaiannya. Keduanya berdiri berhadap-hadapan dan salingtersenyum. Aku sendiri ketika mereka melepaskan semua pakaian juga ikutmelepas semua pakaianku sambil duduk. Aku ingin menghampiri mereka yangkemudian dihalang-halangi oleh Bu Heydi.
"Biarkan aku menikmati tubuhnya sendirian." Kata Bu Heydi sambil berjalan ke belakang Evi.

Dari belakang diciumnya bibir Evi yang tangan kanannya memegangleher belakang Bu Heydi. Tangan kiri Bu Heydi dari belakang meremaspayudara kiri Evi. Tangan kiri Evi menjepit tangan kiri Bu Heydi dibawah ketiaknya sambil memegang tangan kanan Bu Heydi yang membelaivaginanya.
Lalu Evi membalik badannya dan dengan membungkuk dihisapnya kedua payudara Bu Heydi bergantian.

"Uuughh.." Desah Bu Heydi.
Kedua tangannya memegang pinggang Bu Heydi. Ditariknya tubuh Evi keatas sambil dia sendiri berjongkok di hadapan Evi. Langsung sajadibukanya vagina Evi dengan kedua tangannya. Evi meletakkan kakikirinya ke atas kursi sofa untuk mempermudah terbukanya vaginanya. BuHeydi lalu menjilat vagina Evi dan menghisapnya.
"Aaaghh..oohh.." Desah Evi.
Bu Heydi lalu membimbing Evi untuk duduk di kursi sofa. Gantian dia membungkuk dan menghisap kedua payudara Evi bergantian.
"Uuughh.." Desah Evi.
Mulutnya turun ke bawah dan dihisapnya kembali vagina Evi denganlidahnya. Evi meremas rambut Bu Heydi yang semakin bernafsu dalammenghisap vagina Evi.
"Aaaghh..oohh.." Desah Evi.

Bu Heydi kemudian menghentikan permainannya. Dia lalu duduk dikursi sofa dengan kaki kanannya tetap dibawah. Dengan isyarat tangandipanggilnya Evi yang masih duduk sambil tangannya memegang vaginanyayang sudah basah. Dihampirinya Bu Heydi. Jempolnya basah karena cairanyang keluar dari vaginanya. Diarahkannya ke mulut Bu Heydi yangkemudian menghisap jempol itu.

Lalu Evi duduk di antara kedua kaki Bu Heydi. Dari belakang BuHeydi memeluk Evi sambil mencium bibir Evi. Tangan kanannya membelaivagina Evi dan jari tengah dan telunjuknya dimasukkan ke vagina Evi.Kepala Evi otomatis mendongak ke atas yang membuat Bu Heydi menjilatileher Evi. Tangan kirinya meremas kedua payudara Evi bergantian.Sedangkan tangan kanan Evi memegang tangan kanan Bu Heydi untukmempercepat kocokan pada vaginanya.

"Ooohh..aahh..oouhh.." Desah Evi.
Aku tetap duduk melihat permainan Bu Heydi dengan Evi yang memanas.Aku hanya bisa meremas-remas penisku sendiri yang tegang. KelihatannyaEvi sudah mencapai orgasme. Bu Heydi mengeluarkan kedua jarinya darivagina Evi dan memeluknya. Aku ingin menghampiri mereka lagi. Tapi.

"Aku ingin lagi, bu." Kata Evi pelan.
Aku urungkan menghampiri mereka yang telah memulai kembalipermainannya yang semakin memanas. Kulihat Evi dalam posisi kayangsedang dihisap vaginanya oleh Bu Heydi. Evi tidak kuat dalam kayangnyasehingga dia terjatuh ke lantai. Tetapi Bu Heydi tetap saja menghisapvagina Evi dengan lidahnya sambil tangan kirinya membelai paha kiriEvi.
"Aaaghh..oohh..eehmm.." Desah Evi.
Setelah beberapa lama Evi mencapai orgasme. Tampak dia kelelahan.Tetapi oleh Bu Heydi dirangsang kembali. Dengan cara Bu Heydi membukavaginanya dan menempelkan kelentitnya ke puting payudara kanan Evi.
"Aaahh.." Mereka berdua sama-sama mendesah.
Gairah Evi kembali lagi. Tangan kirinya meremas payudara kanannyasendiri sementara tangan kirinya membelai paha kanan Bu Heydi. Bu Heydimelanjutkan dengan berdiri dan meletakkan kaki kirinya ke kursi sofa.Evi yang berada tepat di bawahnya lalu memegang paha kanan Bu Heydi danmenjilatinya.
"Eeehmm.." Desah Bu Heydi.
Mulutnya naik ke atas dan dibukanya vagina Bu Heydi untuk menghisap dengan lidahnya.
"Aaaghh..oohh.." Desah Bu Heydi.

Akhirnya Bu Heydi mencapai orgasme dan dia terjatuh tertelungkup disofa dengan kaki tetap di bawah. Tetapi Evi belum puas. Puting payudarakirinya di tempelkan di lubang pantat Bu Heydi. Kemudian dari belakangdihisapnya lagi vagina Bu Heydi dengan lidahnya.
"Aaahh..aaghh..oohh.." Desah Bu Heydi.
Sebagai puncak permainan mereka, Evi membalikkan tubuh Bu Heydi danmengangkat kakinya ke atas kursi sofa. Mereka bermain dalam posisi 69selama beberapa menit.
Aku semakin asyik saja dengan penisku. Tidak saja meremas-remaspenisku. Juga kukocok penisku. Aku tidak tahu ketika mereka berduatelah mendatangi aku yang bersandar ke meja. Bu Heydi mengambil kursikayu. Sambil duduk dia memegang penisku dan memasukkan ke mulutnya. Eviingin menciumku. Tetapi kudaratkan bibirku ke payudara kanannya.

"Oooughh.."
Kulepaskan hisapan pada payudara kanannya. Dia merangkulkan tangankirinya ke pundakku. Tangan kanannya ikut memegang penisku yang keluarmasuk mulut Bu Heydi. Tangan kananku meremas pantat kirinya yangmembuat kepalanya mendongak ke atas. Aku dapat dengan leluasa menjilatilehernya dan kedua payudaranya.
"Eeehmm..eehmm.." Desah Evi.
Kutambah dengan remasan tangan kiriku yang meremas pantat kanannya.Penisku sudah tidak lagi dikeluarmasukkan. Kulepaskan diriku darirangkulan Evi. Evi kemudian duduk di kursi kayu. Bu Heydi mendekatiEvi. Mereka berdua berciuman kembali. Setelah kukangkangkan kaki BuHeydi, dari bawah kuhisap vagina Bu Heydi dengan lidahku sementaramereka tetap berciuman.
"Aaaghh..oohh.." Desah Bu Heydi disela-sela ciumannya.
Mereka berciuman sambil tangan kanan Bu Heydi memasukkan jari tengah dan telunjuknya ke vagina Evi.
Kuremas-remas juga pantat Bu Heydi. Bu Heydi melepaskan ciumannya dan berkata.
"Masukkan." Katanya sambil mencium Evi kembali.
Dari belakang kumasukkan pelan-pelan penisku ke vagina Bu Heydi.

Kulihat tangan kanan Evi memegang paha kiri Bu Heydi. Evi jugatelah berdiri dari kursinya. Bu Heydi menjilati leher Evi sampai kekedua payudara Evi. Tangan kirinya memegang erat tangan kanan Evi.Penisku keluarmasuk vagina Bu Heydi dari belakang sementara Bu Heydidan Evi tetap berciuman sambil menempelkan kedua payudara mereka. Keduatangan mereka saling meremas kedua paha. Kurasakan maniku mau keluar.
"Maaf, bu. Mau keluar." Kataku pelan.
"Keluarkan saja di dalam." Jawab Bu Heydi sambil mendesah disela-sela ciumannya.
Akhirnya kukeluarkan maniku di vagina Bu Heydi yang juga basah. BuHeydi kemudian mendorong tubuhku. Kukeluarkan penisku dari vagina BuHeydi dan aku langsung jatuh terduduk. Aku duduk bersandar ke tembokdengan kakiku kuluruskan. Bu Heydi juga melepaskan ciumannya pada Evi.Dia duduk di kursi sofa.

Evi menghampiriku. Aku berjalan dengan dua lututku juga majumendekatinya. Kuhisap payudara kiri Evi. Sedangkan payudara kanan Evikuremas.
"Oooughh..oohh.." Desah Evi.
Bu Heydi juga berdiri dan menggesekkan kedua payudaranya ke punggungku sambil kedua tangannya membelai bagian depan tubuhku.

Kubalikkan tubuhku sambil berdiri. Kubimbing Bu Heydi untuk dudukdi kursi sofa. Ingin sekali kumasukkan penisku dari depan. Tapi Evimenarikku ke belakang. Dia langsung menghisap vagina Bu Heydi denganlidahnya dengan bertumpu pada kedua tangannya dan lututnya. Dia jugaberkata kepadaku.
"Masuki aku." Kata Evi yang menghentikan hisapan pada vagina Bu Heydi dengan lidahnya.
Dari belakang pelan-pelan kumasukkan penisku.
"Aaaghh.." Desah Evi.
Evi melanjutkan lagi menghisap vagina Bu Heydi dengan lidahnya. Tapi baru sebentar, Evi berkata lagi.
"Keluarkan. Nggak enak."
Terpaksa kukeluarkan lagi penisku. Evi membalikkan tubuhnya danmendorongku untuk duduk di kursi kayu. Aku duduk di kursi kayu. Evikemudian mencoba duduk di pangkuanku. Dia meraba-raba ke belakangmencari penisku. Aku tahu maksudnya. Pelan-pelan kumasukkan penisku kevagina Evi. Kurasakan vagina Evi yang basah.
"Aaaghh.." Desah Evi.

Bu Heydi juga bangkit dari kursi sofa. Dari samping tangan kanannyamembelai vagina Evi. Payudara kirinya menempel pada payudara kanan Evi.lalu dipegangnya payudara kiri Evi dan ditempelkan ke payudarakanannya. Kedua payudara mereka menempel dan bergesekan seiring denganEvi yang menaikturunkan pantatnya supaya penisku keluar masuk. Kuangkatpaha kanan Bu Heydi. Evi menyambutnya dengan belaian tangan kiri padapaha kanan Bu Heydi.
"Ooouhh..aahh..oouhh.." Desah Evi.
"Ooouhh.." Desah Bu Heydi.
Kemudian Bu Heydi turun ke bawah. Dihisapnya vagina Evi yang masihdimasuki penisku. Kuangkat pantat Evi dan akupun mencoba berdiri. Akuberhasil berdiri dan kulihat kaki kiri Evi diangkat ke atas meja kecil.Penisku dipegang oleh Bu Heydi sementara kepala penisku masih berada divagina Evi. Dikeluarkannya penisku sambil Bu Heydi menjilati cairanyang keluar dari vagina Evi.
Aku masih berdiri sambil membersihkan penisku. Kulihat Bu Heyditerlentang di lantai dan tangannya menarik Evi untuk melakukan posisi69. Ketika mereka melakukan posisi itu kukeluarmasukkan penisku kevagina Evi.
"Aaahh..oouhh..Jangan. Jangan." Teriak Evi berulang-ulang.

Kukeluarkan penisku sambil berdiri. Evi juga berdiri. Evimenghampiriku dan dibimbingnya aku untuk telentang dilantai disampingBu Heydi yang sudah duduk juga dilantai. Evi tengkurap di atas tubuhkusambil mencoba supaya penisku masuk vaginanya. Bu Heydi membantu daribelakang. Dimasukkannya penisku ke vagina Evi sambil lidahnya menjilatipantat Evi. Kuangkat kepalaku untuk menghisap kedua payudara Evi yangbergoyang seiring dengan pantatnya yang dinaikturunkan. Aku hisappayudara kanannya. Bu Heydi dari belakang menempelkan kedua payudaranyake punggung Evi. Tubuhnya ikut membantu mendorong tubuh Evi yangdinaikturunkan supaya penisku keluarmasuk vagina Evi. Tangan kirinyameremas payudara kiri Evi.

"Aaahh..oouhh..oohh..aahh..oouhh.." Desah Evi.
"Aku mau keluar." Kataku sambil berteriak kenikmatan.
"Jangan keluarkan di dalam." Kata Evi sambil memundurkan tubuhnya ke belakang.
Bu Heydi yang tahu hal itu langsung berdiri. Evi langsung melentangkan tubuhnya di lantai sambil berkata kepadaku.
"Keluarkan di sini." Kata Evi sambil memegang kedua payudaranya.
Kukangkangkan kakiku yang setengah berdiri bertumpu dengan kedualututku tepat di atas kepala Evi. Kutumpahkan maniku di kedua payudaraEvi yang langsung dijilati Bu Heydi.
"Eeehmm.." Desah Evi.

Bu Heydi juga menjilati kepala penisku. Sedangkan buah pelirkudijilati oleh Evi. Aku lalu pindah ke samping kanan Evi.Kugesek-gesekkan penisku yang masih keluar mani ke kedua payudara Evibergantian. Juga ke belahan kedua payudara Evi. Akhirnya kujatuhkantubuhku di samping kanan Evi. Bu Heydi masih menjilati kedua payudaraEvi bergantian sambil sesekali membagi maniku dengan lidahnya ke bibirEvi. Akhirnya Bu Heydi juga menjatuhkan tubuhnya di samping kiri Evi.
Setelah beristirahat sebentar dan membersihkan tubuh di kamarmandi yang ada di dalam ruang BP, kami bertiga pulang ke rumahmasing-masing.

Kumpulan Cerita Dewasa Pengalaman Seks Siswi Sma Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Adeline