Cerita Seks Perawan Fara Teman Kampusku

Tempat berbagi Cerita Seks & Cerita Dewasa Sex, Terbaru, Eseks Eseks, Terbaru, Sex Terbaru, Seks dan Tips Bercinta : Cerita Seks Perawan Fara Teman Kampusku. Pukul satu malam hari sabtu aku mendapat telpon dari Fara teman kuliahku dulu, lama sekali aku tidak contact contact dengan dia sejak dari lulus hingga sekarang baru tau kabarnya, dulu kita sering jalan bersama dengan teman satu kampus lainnya, maklum lah anak kuliahannya sukanya jalan jalan ketimbang kuliah.

Cerita Seks Perawan Fara Teman Kampusku
Cerita Seks Perawan Fara Teman Kampusku
Fara orangnya cantik tinggi dan bodynya yang sangat menggoda terakhir yang aku lihat rambut fara yang bergelombang panjang sampai kebahu, dari awal hingga sekarang rambut fara masih begitu aku suka sekali dengan gaya rambutnya dan aku menganggap seperti boneka berbie.

"Halo Ra ? ada apa nih, tumben nelpon aku. Malem-malem lagi !" tanyaku.

"Yan, bisa jemput aku di XXX gak ?" tanyanya sambil menyebut salah satu tempat hiburan malam yang cukup ternama di kota bandung.

"Ha ? Kamu ada di Bandung ? Bukannya kamu di jakarta ? Terakhir aku denger kamu dah kerja di Jakarta ?" tanyaku heran, ngapain malem-malem Fara tiba-tiba ada di Bandung.

"Yan ceritanya entar aja deh, sekarang please jemput aku.

Dah malem banget nih" rajuk Fara padaku sedikit memelas.

"Ok deh, kamu tunggu sebentar, aku jemput sekarang, 10-15 menit deh" jawabku.

Kemudian aku bersiap-siap mengeluarkan mobil untuk menjemput Fara. Dalam perjalanan pikirannku penuh dengan pertanyaan.

Pertanyaan terbesar tetap saja, ngapain Fara melem-malem ada tempat hiburan malam di Bandung, sendirian lagi. Yang lebih aneh kenapa minta jemput sama aku ? makin aneh ! Sesampainya di tempat hiburan malam tersebut, aku memarkir mobilku.

Setelah turun, aku segera menemukan Fara sedang berdiri di pintu masuk. Kondisinya agak aneh.

"Halo Ra ! Sendirian ?" tanyaku.

"Iya Yan.." jawabnya lemah.

Matanya kelihatan merah sekali.

"Ra, kenapa nih ada disini ? Hmm.. sorry ya, kamu mabuk ya ?" tanyaku menyelidik.

"Yan bisa kita berangkat sekarang gak ? gak enak nih diliatin sama orang-orang" ajaknya.

Aku melihat sekeliling, memang sih beberapa security dan pengunjung yang baru datang memperhatikan kita dengan tatapan aneh.

"Oke deh, ayo. Mobilku kesebelah sana." ajakku ke Fara untuk naik ke mobil.

Setelah menghidupkan mobil dan mengemudikan keluar areal parkir, aku bertanya ke Fara

"Mau kemana nih Ra ?" tanyaku.

"Kemana aja deh Yan" jawab Fara yang duduk disebelahku.

"Kamu nginep dimana ?" tanyaku.

"Belom punya tempat nginep" jawabnya singkat.

"Loh, gimana sih. Dah malem banget loh Ra, aku anter cari hotel ya" tawarku.

"Yan aku boleh nginep tempat kamu gak. Semalem aja, aku lagi butuh ditemenin nih" pintanya.

"Kamu gak pa-pa nginep ditempat aku ? Rumah kontrakan aku kecil loh, berantakan lagi.

Biasa, rumah bujangan" jawabku sambil tersenyum.

"Aku dah tahu kamu emang berantakan dari dulu" jawabnya tersenyum kecil.

Akhirnya dia tersenyum juga "Ya udah kita pulang aja ya, kayaknya kamu juga dah cape banget." ajakku.

"Dari Jakarta kapan ?" tanyaku.

"Tadi sore" jawab Fara. "Jadi dari jakarta kamu langsung ke xxx ?" tanyaku heran.

Dia cuma tersenyum kecil. Dasar nakal ! "Sorry nih Ra, kamu lagi ada masalah ya ?" tanyaku.

Dia terdiam sejenak, kemudian menjawab

"Ya gitu deh." jawabnya.

"Boleh aku tau gak masalahnya sampe kamu jadi kayak gini" tanyaku lagi.

"Yan boleh gak nanya dulu gak ? Please..." pintanya.

"Aku cuma butuh ditemenin sekarang, tapi janji aku ceritain, kamu kan orang yang jadi repot gara-gara masalahku ini" lanjut Fara.

"OK deh, kalo kamu lagi gak pengen ngomongin, aku gak bakal nanya lagi" jawabku.

Sesampainya dirumahku, ternyata Fara gak ada persiapan apa-apa untuk pergi ke bandung, dia cuma membawa tas kecil yang berisi dompet dan peralatan kosmetik.

"Ra pake bajuku aja deh, baju kamu kan dah kotor dipake perjalanan" kataku sambil memberi Fara bajuku yang paling kecil dan celana pendek berkaret.

"Ok deh" jawabnya menerima baju tersebut. Kemudian Fara masuk kekamar mandi membersihkan badan dan berganti pakaian.

Sementara aku membersihkan kamarku untuk ditempati Fara dan aku menggelar kasur di ruang tamu untuk tempat aku tidur.

Aku memang punya kasur cadangan untuk persiapan kalo ada keluarga ato teman yang mau manginap.

"Ra kamu tidur di kamar aku aja ya, tuh aku dah siapin" kataku ke Fara.

"Aduh sorry Rian, aku jadi ngerepotin banget" katanya.

"Trus kamu dimana ?" tanya Fara.

"Tuh di ruang tamu, aku punya kasur cadangan kok" jawabku.

"Kamu dah makan malem ?" tanyaku.

"Udah, pake beberapa gelas bir" jawabnya sambil ketawa.

"Dasar kamu... Ya udah aku punya french fries sama nugget, mau aku gorengin gak ?" tawarku.

"Bolehlah, dari pada gak ada apa-apa" jawabnya sambil tertawa kecil. Akhirnya aku memasakkan dia kentang goreng, nugget dan sosis, emang cuma ada itu di kulkasku.

Aku juga membuatkan dia teh hangat. Setelah makan dan minum, terlihat Fara agak segaran dikit.

"Ya udah Ra, kamu tidur aja sekarang, udah jam setengah 2 nih" kataku.

"Lagian aku juga dah ngantuk banget" lanjutku.

"OK deh" jawab Fara yang kemudian beranjak masuk ke kamar, sebelum masuk dia sempat ngelambain tangan ke aku sambil tersenyum.

Dasar nih orang, ngerepotin tanpa perasaan Kemudian aku rebahan di kasur dan menyalakan televisi. Tv memang ada di ruang tamuku.

Aku mengecilkan suaranya supaya tidak mengganggu Fara. Walaupun aku dah ngantuk, tapi susah sekali aku memejamkan mata.

Sekitar 15 menit kemudian, Fara keluar dari kamar an menghampiri aku.

"Ada apa Ra ? butuh sesuatu ?" tanyaku.

Fara cuma diam tapi kemudian rebahan disampingku, bahkan dia menarik selimut yang aku pakai supaya dia kebagian.

"Kan aku dah bilang yan, aku lagi butuh ditemenin.

Aku boleh tiduran disini gak ? Aku masih pengen ngobrol-ngobrol dulu sama kamu" kata Fara.

"Tapi Ra, kita kan beda" jawabku.

"Beda gimana ?" tanya Fara yang sudah rebahan disebelahku.

"Ya kamu kan cewek, aku cowok, trus kita dah sama-sama dewasa, apa kamu gak takut" tanyaku.

"Hmmm.. masa sih kamu mo nyakitin aku ?

Setau aku dari dulu kamu kan baik sama aku Yan." jawab Fara. Aku cuma menarik nafas, pikirku mungkin aku baik sama dia, tapi kan aku juga cowok biasa, mana ada cowok yang gak pusing ada cewek cantik tidur disebelahnya.

"Ya terserah kamu aja sih, walau menurutku agak aneh. Tapi berhubung kamu sedikit mabuk wajarlah" kataku.

Fara cuma tersenyum kecil.

"Ra, ngapain kamu ada di Bandung, trus dari sekian banyak orang di bandung kenapa sih kamu minta aku yang jemput ?" tanyaku.

"Gak tau Yan. Dipikiranku cuma ada kamu yang bisa aku percaya dan aku repotin" jawabnya. Aku tersenyum kecil, sialan nih cewek, di baikin malah manfaatin.

"Inget waktu kuliah dulu ga yan, kamu kan bantu aku terus" lanjut Fara. Aku terdiam mengingat masa lalu, memang sih Fara dulu gak semangat banget kuliahnya, kalo gak dibantu mungkin gak selesai.

"Inget waktu skripsiku dulu gak ? Kan kamu banyak banget bantu aku" lanjut Fara.

"Kayaknya aku gak bantuin deh, tapi ngebuatin" jawabku sambil tertawa.

"Ye... tapi kan aku dah bayar pake makan-makan" jawab Fara sambil memukul lenganku. "Masa sih bayarnya cuma makan-makan" jawabku sambil terus tertawa.

"Jadi dulu gak iklas nih" tanya Fara cemberut. "Ya iklas lah, namanya juga temen" jawabku. kami berdua tertawa.

"Ra, seinget aku, kamu dulu cewek baik-baik banget deh. Walau kamu trendi abis, selalu gaya, tapi gak pernah aneh-aneh.

Tapi coba liat sekarang, tiba-tiba dateng ke bandung, mabok, trus nginep di tempat cowok lagi" kataku. Fara cuma terdiam sambil memandangi cincin yang dipakai di jari manisnya. Kemudian dia melepas cincin itu dan meletakkannya di lantai.

"Ini gara-gara tunangan gue yan" kata Fara lirih. "Jadi kamu dah tunangan ?" tanyaku. Fara cuma mengangguk kecil.

"Dulu.." jawabnya singkat. "Kok dulu ?" tanyaku heran.

"Sampe siang tadi sih yan. Hari ini kan libur, maksud aku sih mau istirahat aja dirumah. Tapi tiba-tiba tunanganku dateng sama seorang cewek.

Dia mo mutusin tunangan kita. Dia mo nikah sama cewek itu minggu depan yan, cewek itu dah hamil" kata Fara sambil terisak.

"Oh gitu" jawabku prihatin. "Masalahnya dia udah ngelamar aku yan, tanggal pernikahan juga udh ditentuin, persiapan juga udah dimulai" lanjut Fara dengan tangisnya yang menjadi.

"Mau bilang apa coba aku sama keluargaku Yan, aku malu banget" lanjut Fara menangis. "Ya mo gimana lagi Ra, masalahnya emang berat banget" kataku kemudian memeluk dia.

Lama sekali Fara menagis dipelukanku. Aku gak bisa banyak komentar, emang masalahnya pelik banget sih. Setelah tangis reda, pelukan kami lepaskan, aku dan Fara rebahan saling bersisian kembali.

"Mungkin emang dia bukan jodoh kamu Ra." kataku ke Fara. "Iy sih, tapi masa sih dia ninggalin aku gitu aja" jawab Fara.

"Abis mo gimana lagi Ra ? Anak yang dalam kandungan cewek itu gimana ? Kan harus ada yang tanggung jawab" jawabku.

"Kalo misalnya kamu maksain nikah sama dia, apa kamu mau seumur hidup tersiksa mengingat cowok yang kamu nikain ternyata gak bertanggung jawab sama darah dagingnya sendiri" "Iya juga sih. Kalo aku jadi cewek itu, aku pasti juga nuntut tanggung jawab" kata Fara.

"Ya masih untung lah mantan tunangan kamu masih mau tanggung jawab" kataku. "Sebenernya dia dulu pernah minta ML sama aku, tapi aku tolak Yan.

Mungkin kalo dulu aku kasih enggak jadi begini kejadiannya" kata Fara blak-blakkan. "Walaupun demikian Ra, menurut aku gak bisa jadi alasan terus dia selingkuh dan ngehamilin cewek laen" Kataku.

"Dasar cowok, kenapa sih pikirannya seks melulu" kata Fara sedikit meninggi.

"Emang tuh, makanya aku gak mau pacaran sama cowok" jawabku sambil tertawa.

Fara ikutan tertawa. "Rian, kamu dah pernah ML gak ?" tanya Fara menyelidik.

Aku cuma tersenyum kecil. "Kok gak jawab ? dah pernah ya ?" tanya Fara dengan sangat ingin tau. "Tuh kan diem aja, berarti dah pernah.

Dasar cowok sama aja, pikirannya gak jauh-jauh dari selangkangan" kata Fara sambil memukuli dadaku.

"Ya walaupun dah pernah tapi aku kan gak ngelingkuhin tunanganku dan ngehamilin cewek laen" jawabku menggoda Fara sambil tertawa.

"Sama aja, dasar cowok. Brengsek semua" kata Fara sambil mengubah posisi yang awalnya menghadapku menjadi menghadap keatas. Aku masih tertawa.

"Yan emang ML enak banget ya, kok banyak banget sih yang belom nikah tapi dah ML, sampe hamil lagi" tanya Fara.

"Enggak Ra, ML sakit banget, makanya aku gak mau lagi" jawabku becanda.

Fara mencubit pinggangku. "Ihh... ditanya serius malah becanda" kata Fara. "Abis kamu pake nanya sih.

Ya pasti enak lah, kalo enggak kenapa semua orang pengen ML dan jadi ketagihan lagi" Kataku. "Mungkin kalo ML gak enak manusia udah punah kali.

Gak ada yang mau punya anak kalo MLnya ga enak ato sakit" kataku bercanda. Fara cuma ketawa kecil. "Emang enaknya kayak gimana sih" tanya Fara.

Aku terdiam sejenak. "Gimana ya Ra, aku susah untuk neranginnya, tapi emang ML kegiatan paling enak dari semua kegiatan.

Entar kamu juga ngerti kok kalo udah ngalamin" jawabku. "Hmm... enaknya kayak coklat gak ?" tanya Fara semakin aneh "Gimana ya Ra, kalo kita makan coklat kan rasa enaknya konstan, sebanyak yang elo makan ya enaknya kayak gitu aja.

Tapi kalo ML enaknya ada tahapannya. jadi enaknya berubah-ubah tergantung tahapnya, kayak ada sesuatu yang dituju, ya orgasme itu" jawabku. "Emang orgasme itu kayak apa sih ?" tanya Fara lagi.

"Aku gak ngerti orgasme cewek ya, tapi kalo dicowok sih orgasme biasanya barengan sama keluarnya sperma.

Dicewek kayaknya sih mirip, abis kalo cewek udah orgasme biasanya vaginanya banjir lendir" jawabku.

"Gitu aja ?" tanya Fara.

"Ya enggak lah" jawabku.

"Kalo dah orgasme badan rasanya rileks banget, kaya diawang-awang gitu deh sangking enaknya". lanjutku. "Jadi mau.." kata Fara dengan muka pengen.

Aku mendorong jidat Fara sambil berkata "Udah tidur sana, pikiran kamu dah kacau tuh", walaupun sebenarnya aku juga jadi mau "Tapi bener Yan, aku jadi mau.

Kamu mau gak ?" tanya Fara. Aku cuma diam.

"Kenapa Yan, aku kurang cantik ya ? ato aku kurang seksi sampe kamu gak mau ?" tanya Fara.

"Bukan begitu Ra. Kamu tuh lagi mabok, belom sadar bener. Pikiran kamu jadi kacau. Mendingan kita tidur aja deh, dari pada ngelakuin sesuatu yang mungkin nanti kita seselin besok pagi." kataku.

Fara mengangguk kecil. "Ya udah, kita tidur. Tapi sebelum tidur aku boleh peluk kamu gak ? Sekali aja.." tanya Fara.

Aku memandangi Fara kemudian memeluknya. Fara melingkarkan tangannya dileherku sedang aku memeluk pinggang langsing Fara.

Paha Fara menjepit pahaku diselangkangannya. "Ma kasih ya Yan, kamu selalu bantu aku kalo aku ada masalah" kata Fara.

"Iya, iya, sekarang kamu tidur istirahat, biar pikiran kamu tenang besok" kataku sambil mengelus-elus rambutnya.

Kemudian aku mengecup kening Fara. Pelukan Fara makin erat, aku melanjutkan mengelus-elus rambutnya, kadang aku mengelus punggungnya.

"Yan cium lagi dong" kata Fara. Aku mengecup keningnya lagi.

"Bukan disitu" kata Fara lagi. "Disini ?" kataku sambil menunjuk pipinya, kemudian aku mengecup pipi yang merona merah itu.

"Bukan disitu" kata Fara lagi sambil menutup mata dan memajukan bibirnya. Wah si Fara bener-bener menguji imanku.

Sebenarnya aku dah nafsu banget dari tadi, tapi dalam hatiku aku gak mau manfaatin cewek yang lagi gak 100% sadar.

Aku kecup bibirnya. Tapi setelah kukecup Fara masih menutup mata dan menyorongkan bibirnya ke aku. Aku kecup sekali lagi, kali ini agak lama. Fara bereaksi dengan ikut menghisap bibirku. Aku lepas ciumanku, kemudian aku memandang Fara yang sedang melihatku dengan penuh harap.

Well... wtf lah, aku gak peduli lagi, akhirnya aku cium Fara dengan buas. Aku mencium Fara dengan menghisap bibir bawahnya, Fara membalasnya dengan menghisap bibir bawahku. Kadang-kadang aku masukkan lidahku ke mulutnya.

Awalnya Fara gak bereaksi, tapi lama-lama saat lidahku masuk dia menghisap kencang, kadang-kadang Fara gantian memasukkan lidahnya kemulutku. Selama ciuman, aku mengelus rambut Fara, kemudian elusanku turun ke punggungnya, turun lagi ke pinggangnya.

Kemudian aku memberanikan diri untuk meremas pantatnya. Fara melenguh kecil "Uhh...." sambil menekan selangkangannya kearah selangkanganku. Setelah beberapa kali mengelus bagian belakang sampai meremas pantatnya, aku meremas dadanya.

Hmmm... payudara Fara mantap sekali. Besar sekali dibandingkan dengan tubuhnya. "Hmm... Hgmmm.. Hgmmm" lenguh Fara karena payudaranya diremas-remas olehku, dengan tidak melepaskan ciumannya.

Birahi memuncak saat meremas-remas sepasang daging kenyal Fara. Kemudian aku mengelus punggung Fara kembali. Kali ini aku masukkan tanganku kedalam kausnya dan mengelus punggungnya langsung dikulit. Shit, ternyata Fara tidak pakai bra, pantas saja tadi waktu payudaranya aku remas dari luar terasa kenya sekali.

Saat aku mengelus-elus punggungnya, aku elus juga bagian samping tubuhnya sehingga panggkal payudara ikut terelus. Sepertinya Fara sangat menikmati elusanku, kemudian dia memagang tanganku dan mengarahkan tanganku agar meremas-remas payudaranya.

Gila, asik banget payudaranya. Payudaranya mancung kedepan dengan pentil yang besar ! Aku sangat menikmati meremas-remas payudara Fara, terkadang aku memainkan pentilnya.

Sepertinya Fara juga sangat menikmatinya, tubuhnya bergetar sambil mengeluarkan lenguhan-lenguhan kecil "Uggrhh....ugrh...." Pahaku yang dijepit diantara selangkangan sengaja aku gesek-gesekkan ke memeknya supaya Fara makin terangsang.

Fara meresponnya dengan ikut menekan-nekan memeknya lebih kuat ke pahaku. Kalau aku berhenti menggesekkan pahaku, maka Fara menggerak-gerakkan sendiri pinggulnya. Tangan kananku kembali meremas pantat Fara. Kali ini aku masukkan tanganku ke celananya.

Berhubung dia pakai celana berkaret, aku dengan mudah memasukkan tanganku. Ternyata Fara juga tidak memakai celana dalam. Aku dengan mudah meremas pantat bulat itu. Setiap aku meremas pantatnya, Fara makin menekan memeknya ke pahaku.

Aku mencoba untuk memegang memeknya dari belakang. Saat tersentuk, tubuh Fara seperti tersetrum, sambil melenguh

"Uhh....". Hmmm... ternyata Fara benar-benar terangsang, memeknya sudah sangat basah. Sekarang aku memegang memeknya dari depan.

Dan mulai mengelus-elus bibir luar memek Fara yang sudah banjir itu. Fara melepaskan ciumanku. Sekarang setiap aku menggosok bibir luar vaginanya, Fara memekik kencang "Ohgh....Ohgh.... Ohgh.....". "Enak yan, enak banget.

Kamu ngapain aku, kok enak banget sih" kata Fara sambil merem melek. Dengan jari tengahku aku mencari klentitnya, kemudian aku usap perlahan. "Akhhh..." teriak Fara saat klentitnya aku usap. Kemudian Fara menahan tanganku, sepertinya dia tidak kuat kalau klentitnya diusap terus.

Akhirnya aku telentangkan Fara. Kemudian aku membuka kaos yang dikenakan Fara sehingga Fara 1/2 bugil sekarang. Aku buka paha Fara lebar-lebar dan aku tempatkan tubuhku diantara selangkangannya.

Sasaranku berikutnya adalah payudaranya. Sekarang aku menjilati pentil payudara kanannya. Tubuh Fara begerak-gerak keenakan, sepertinya dia suka sekali aku menjilati dan menghisap-hisap pentilnya.

Kadang Fara menyatukan kedua payudaranya agar lebih maju. Aku berhenti sebentar, memandangi Fara. Sebenarnya aku ingin sekali membuka celana Fara dan menusuk-nusuk memeknya dengan penisku.

Tapi aku sedikit ragu. "Yan, setubuhin aku dong, aku dah gak tahan nih" kata Fara sambil memandangku penuh harap. Perkataan Fara seperti menghapus keraguanku entah kemana. Aku menari celana Fara dengan mudah, apalagi Fara membantu dengan mengangkat pantatnya.

Kemudian aku berdiri, membuka kaos dan celanaku, shinga sekarang aku dan Fara sama-sama bugil. Sesaat aku memandang tubuh Fara. Badannya yang langsing tinggi dibalut dengan kulit putih mulus, ditambah payudara besar didadanya.

Kakinya yang panjang dan jenjang memiliki betis seperti bulis padi. Aku ternganga sesaat apalagi saat melihat vaginanya yang diliputi bulu hitam titis diantara pahanya yang sudah terbuka lebar. "Kok cuma diliatin ?" tanya Fara.

Aku terseyum kemudian menempatkan tubuhku diantara selangkangannya. AKu cium Fara sekali lagi, dia membalasnya dengan cukup buas, kemudian ciumanku turun ke payudara besarnya. Aku cuma mau memastikan Fara cukup terangsang sebelum aku menembus memek perawannya.

Saat mencium penisku menggesek-gesek memeknya walaupun belum masuk. Aku posisikan tubuhku dan menuntun penisku ke memeknya.

"Ra, pertamanya sakit, tapi entar enak kok" kataku. "Iya yan gue juga sering denger". jawab Fara. Aku mulai mendorong penisku kedalam memek Fara.

Fara hanya memandangku sambil menggigit bibirnya. Saat penisku sudah masuk 1/2 Rar memekik "AKhh...sakit yan" .

Aku berhentikan sebentar penisku. Setelah selang beberapa saat aku goyang sedikit penisku kemudian aku dorong lagi sampai full.

"Aduh yan sakit banget" kata Fara memelas.

"Tenang Ra, paling sakitnya sebentar, nanti juga enak" kataku menenangkan. "Enggak Yan, sakit banget, bisa elo cabut dulu gak" pinta Fara sambil menahan sakit. Aku juga gak tega melihatnya akhirnya aku cabut penisku. Saat dicabut penisku diselimuti darah perawan Fara.

Dari vaginanya juga aku melihat darah mengalir. Hmmm... memang lebih banyak daripada darah perawan yang pernah aku liat.

"Yan kok berdarah sih ?" tanya Fara panik. "Itu namanya darah perawan sayang. Selaput dara kamu dah pecah" jawabku.

"Aku mo kekamar mandi dulu yan, mo bersihin dulu" kata Fara. Aku mengantarkan Fara kekamar mandi dan menungguinya dari luar, untuk memastikan Fara gak apa-apa. Setelah Fara keluar dari kamar mandi, vaginanya sudah bersih

 Tapi nafsuku sudah turun, sepertinya nafsu Fara juga sudah turun. Akhirnya kami hanya rebahan saling berdampingan, masih bugil.

"Yan kok sakit banget ya" tanya Fara.

"Iya lah Ra, itu kan pertama kalinya kamu, memek kamu masih sempit ditambah ada selaput dara" jawabku.

"Masih mau lanjut gak Ra ?" tanyaku pada Fara.

"Mau yan, tapi pelan-pelan ya" jawab Fara. Akhirnya Aku tempatkan tubuhku diatas tubuhnya lagi. Aku mulai menciumi tubuh Fara.

Dari bibirnya, pipi, leher dan payudaranya. Aku seperti gak puas-puas menciumi dan menjilati tubuh mulus yang masih sekel itu. Kadang tanganku mengelus memeknya. Aku memang tidak berencana mencium vaginanya, takutnya dia shock dan merasa jijik, bisa batal orgasme malam ini.

Setelah Fara sudah cukup terangsang, aku arahkan penisku ke vaginanya. Kali ini Fara tidak terlihat tegang seperti waktu yang pertama. Aku dorong penisku masuk. "Heghh..heghmm..." lenguh Fara saat penisku masuk.

Kali ini vaginanya tidak terlalu sulit dipenestrasi, mungkin karena tidak tegang sehingga cairan vaginanya cukup. Aku dorong penisku sampai mentok. Aku melihat ada sediki darah mengalir dari vaginanya, mungkin sisa selaput daranya masih ada yang belum pecah.

Aku goyang perlahan penisku, tubuh Fara terguncang sedikit, Fara masih menggigit bibirnya. Goyanganku aku percepat sedikit, nikmat sekali memek Fara. Sangking sempitnya serasa penisku terhisap kuat oleh vaginanya.

Aku percepat goyanganku, sekarang Fara mulai melenguh, "Akh...Akh...Akhhh..." seirama dengan keluar masuknya penisku di vaginanya.

"Lagi yan..Lagi yan..Lagi" desahnya sambil memegangi pantatku seakan ingin menekannya terus. "Gila Ra, memek kamu enak banget, sempit banget". kataku.

"Penis kamu juga keras banget yan, enak..." jawab Fara disela-sela lenguhannya. Aku memang tidak berniat untuk memakai gaya lain.

Untuk pertama kalinya Fara cukup pakai gaya konvensional, laki-laki diatas. Dengan demikian aku bisa ngontrol tusukan penisku kedalam memeknya. Aku tusuk perlahan memek Fara, kadang aku percepat. Kadang aku berhenti sesaat kemudian aku tusuk dengan keras.

Kadang aku tusuk kearah samping. Tiba-tiba tubuh Fara sedikit menegang, sepertinya dia ingin orgasme.

Aku percepat goyanganku, soalnya aku mau orgasme sama-sama. Kalo sama yang perawan kadang gak mau terus kalo dia udah orgasme, cepek katanya.

"Ahhh...Akhh....Aghkhh.." pekikan Fara makin keras seiring dengan makin cepatnya tusukan penisku. "Lagi sayang...lagi...lagi.." pekik Fara.

Akupun merasa aku sedikit lagi akan orgasme. Tiba-tiba tubuh Fara menegang dan terguncang hebat sambil berteriak "AKHHHH...." Fara mendekapku erat dan melingkarkan kakinya di tubuhku, Aku pun sudah tidak kuat lagi, tapi aku gak bisa melepaskan tubuhku dari Fara.

Akhirnya aku nekat, aku tekan penisku dalam-dalam dan aku tembakkan spermaku ke rahim Fara 5 atau 6 kali. Aku puas sekali menggagahi Fara komplit, dari merawanin sampai orgasme didalam memeknya.

Setelah beberapa lama akhirnya penisku mengecil dan Fara melepaskan dekapannya.

"Gila enak banget, pantes banyak yang ketagihan" Kata Fara setelah rebahan disebelahku. Akhirnya Fara pulang kejakarta hari minggu sore.

Aku dan Fara beberapa kali mengulangi persetubuhan kami disela-sela aku dan Fara jalan-jalan di Bandung, atau lebih tepatnya aku dan Fara jalan-jalan disela-sela persetubuhan kami.
_______________________________________________________________
Seks Eseks, cerita dewasa sex, cerita sex terbaru, cerita seks, cerita dewasa, cerita seks terbaru, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, kumpulan cerita sex, blowjob, handjob, cerita sex dewasa, cerita seks dewasa, tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex, cerita kenikmatan,cerita bokep, cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi, cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep, Seks Eseks.

Cerita Seks Perawan Fara Teman Kampusku Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Q