Cerita Seks Keponakan 2 Wanita

Tempat berbagi Cerita Seks & Cerita Dewasa Sex, Terbaru, Eseks Eseks, Terbaru, Sex Terbaru, Seks dan Tips Bercinta : Cerita Seks Keponakan 2 Wanita. Sempat berfikir keponakanku sungguh panas, langsung aku buka pakaian Friska dengan gaya doggie style, aku dan friska melakukan hamper setengah jam bercinta, kita masih kuat dan belum ada tanda orgasme dari kita, aku ganti posisiku dengan friska di pangkuanku tubuhnya naik turun mengocokku, mukaku ditutupi oleh buah dadanya yang berayu ayun.

Cerita Seks Keponakan 2 Wanita
Cerita Seks Keponakan 2 Wanita
Aku sedot puting kanan kiri kenikmatannya sungguh sampai di ubun kepalaku, gerakan Friska semakin menjadi dia menggoyangkan pinggulnya berputar putar seperti hulapop, sambil menciumku dengan gemas kita saling mengulum dengan bibir, tak lama kemudian Friska berhenti sambil menatapku dan menyuruhku untuk diam.

Baca Juga: Kurebut Kegadisan Cewek SMU

"Sebentar Om, Friska nggak mau keluar sekarang, masih banyak yang kuharapkan dari Om" katanya sambil lebih membenamkan kepalaku di antara kedua bukitnya, aku hampir tak bisa napas.

"Kamu turun dulu" pintaku

"Tapi Om, Friska kan belum" protesnya

"Udahlah percaya Om" potongku

Kutuntun dan kuputar tubuhnya menghadap dinding, kubungkukkan sedikit lalu kusapukan penisku ke vaginanya dari belakang, Friska mengerti maksudku, kakinya dibuka lebih lebar, mempermudah aku melesakkan penisku. Tubuhnya makin condong ke depan, desah kenikmatan mengiringi masuknya penisku mengisi vaginanya.

"ss.. aduuh Om, enak Om.. belum pernah aku.. aauu" desahnya sambil membalas gerakanku dengan goyangan pinggulnya yang montok.

Kami saling bergoyang pinggul, saling memberi kenikmatan sementara tanganku menggerayangi dan meremas buah dadanya.

Nikmat sekali goyangan Friska, lebih nikmat dari sebelumnya, berulang kali dia menoleh memandangku dengan sorot mata penuh kepuasan, mungkin dia belum pernah melakukan dengan posisi seperti ini.

Tubuhnya makin lama makin membungkuk hingga tangannya sudah tertumpu meja sebelah. Kudorong sekalian hingga dia telungkup di atasnya, aku tetap masih mengocoknya dari belakang, dia menaikkan satu kakinya di pinggiran meja, penisku melesak makin dalam, kocokanku makin keras, sekeras desah kenikmatannya.

Kubalikkan tubuhnya, dia telentang di atas meja, kunaikkan satu kakinya di pundakku, kukocok dengan cepat dan sedalam mungkin.

"ss.. eegghh.. udaahh oom, Friska nggaak kuaat, mau keluar niih" desahnya

"Sama Om juga"

"Kita sama sama, keluarin di dalam saja, aman kok, Friska pake pil, jangan ku.. aa.. sshhiit" belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya ternyata sudah orgasme duluan, aku makin cepat mengocoknya, tak kuhiraukan teriakan orgasme Friska, makin keras teriakannya makin membuatku bernafsu.

Semenit kemudian aku menyusulnya ke puncak kenikmatan, kembali dia teriak keras ketika penisku berdenyut menyemprotkan sperma di vaginanya. Aku telah membasahi vagina dan rahim keponakanku dengan spermaku, dia menahanku ketika kucoba menarik keluar.

"Tunggu, biarkan keluar sendiri" cegahnya, maka kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya, kucium kening dan pipinya sebelum akhirnya kucium bibirnya.

"Makasih Om, permainan yang indah, the best deh pokoknya" bisiknya menatapku tajam.
Kuhindari tatapannya, tak sanggup aku melawan tatapan tajam keponakanku itu.

Jarum jam masih menunjukkan pukul 17:30, entah sudah berapa lama aku melayani kedua gadis ini, gelapnya malam mulai menyelimuti Kota Semarang, para pedagang kaki lima di simpang lima sudah mulai menata dagangannya.

Aku sempat tertidur sejenak diantara kedua gadis itu sebelum mereka membangunkanku untuk makan malam, jam 19:30. Kami memutuskan untuk makan di luar sambil shoping di Mall sebelah hotel.

Ternyata mereka lebih senang shopping lebih dulu dari pada makan malam, padahal aku sudah lapar akibat bekerja terlalu keras, terpaksa aku memenuhi keinginan kedua gadis itu.

Diluar dugaanku justru mereka memilih untuk belanja parfum, lingerie dan pakaian dalam, aku ikutan memilihkan untuk mereka, tentu saja yang kuanggap sexy, tak jarang aku diminta memberikan penilaian ketika mereka mencoba bra di ruang ganti, tentu dengan senang hati aku memenuhinya. Tak lupa kami membeli beberapa VCD porno di pinggiran jalan.

Kami kembali ke hotel hampir pukul 22:00, kuminta mereka memakai apa yang baru mereka beli, sungguh sexy dan menggairahkan kedua bidadari itu mengenakan pakaian dalam yang serba mini pilihanku, hampir semuanya dicoba, tapi aku sudah tak tahan lagi melihat penampilan mereka.

Saat mereka berganti lagi untuk ketiga kalinya, aku sudah tak sanggup menahan lebih lama lagi, terutama melihat tubuh sexy Friska, kutarik mereka ke ranjang dan kucumbui mereka bersamaan, kami saling bergulingan seperti anak kecil sedang bermain main.

Mereka berebutan melepas pakaian dan celanaku, bahkan suit untuk menentukan siapa yang melepas celana dalamku. Bersama sama mereka mulai menjilati dan mengulum penisku, kedua lidah gadis itu secara bersamaan menyusuri penis dan kantong bola dengan gerakan berbeda, aku segera melayang tinggi didampingi kedua bidadari ini.

"Om percaya nggak, Janeta itu udah lama lho kagum sama Om, jadi ini sudah menjadi fantasinya" kata Friska disela kulumannya.

"Ih kamu buka rahasia deh" Janeta yang sedang menjilati pahaku mencubih Friska, mereka berdua tertawa sambil terus menjilatiku.

Kedua tanganku meremas remas dua buah dada yang berbeda, baik kekenyalan maupun besarnya, punya Friska lebih besar tapi Janeta lebih kenyal dan padat.

Friska lebih cepat mengambil inisiatif, kakinya dilangkahkan ke tubuhku hingga posisi 69, Janeta yang kalah cepat bergeser di antara kakiku, sambil menjilati Friska aku masih bisa merasakan kuluman dari dua mulut yang berbeda.

Ketika Friska menegakkan tubuhnya melepaskan kulumannya pada penisku, Janeta segera mengambil posisi untuk memasukkan penisku ke vaginanya, rupanya takut keduluan Friska dia tak mempedulikan lagi kondomnya seperti sebelumnya, kurasakan vaginanya yang rapat mencengkeram erat penisku, apalagi tanpa kondom, kurasakan makin kuat mencengkeram, hingga semua tertanam dia tak berani bergerak.

"Om kalo keluar bilang ya" rupanya dia masih sedikit sadar

Perlahan tubuhnya turun naik dan mulai menggoyangkan pinggul, penisku terasa diremas dengan hebat, gerakannya makin cepat dan tidak beraturan. Tak lebih lima menit dia turun dari tubuhku.

"giliranmu, aku nggak udah tahan, bisa keluar duluan aku nanti, habis enak banget sih" katanya.
Mereka bertukar posisi, sepeti sebelumnya penisku langsung masuk ke vagina Friska tanpa hambatan yang berarti, berbeda dengan Janeta yang mendiamkan sesaat sebelum mengocok, tubuh Friska langsung turun naik dengan cepatnya.

Pinggangnya berputar putar sambil tangannya mengelus kantong bola. Aku tak bisa melihat ekspresi wajah Friska karena mukaku tertutup pantat Janeta yang tepat berada di atasku dengan vagina terbuka lebar. Jerit dan desahan kedua gadis di atasku saling bersahutan merasakan kenikmatan yang berbeda.

Tak lama kemudian Friska turun, Janeta mengikutinya, kedua gadis itu lalu telentang bersebelahan dan membuka kakinya lebar lebar seakan mempersilahkan aku untuk memilihnya, aku bingung, kutatap mata keduanya, sama sama memberikan pandangan yang menggairahkan. Aku yakin Janeta tidak bisa bertahan lama, maka kupilih Janeta duluan supaya aku bisa menikmati Friska lebih lama dan memuntahkan spermaku ke vagina keponakanku itu.

"Om janji ya kalo keluar di luar saja" katanya ketika aku mendekatinya.

"Kalo aku nggak mau" godaku

"Pleese" Janeta memelas

Tanpa menjawab lagi kusapukan penisku ke vaginanya dan mendorongnya masuk perlahan lahan.

"Pelan pelan Om, ini pertama kali aku nggak pake kondom" katanya pelan ketika penisku mulai menerobos liang kenikmatannya.

Kutelungkupkan tubuhku menindih tubuhnya setelah penisku masuk semuanya, pantatku mulai turun naik di atas tubuhnya, desah kenikmatan mengiringi kocokanku.

Friska bergeser di belakangku, rupanya dia mengatur kaki Janeta, diletakkannya menjepit pinggangku, penisku makin dalam mengisi liang kenikmatannya.

Kukocok dia dengan cepat dan keras, kuhentakkan sedalam mungkin, tak kupedulikan desahan kenikmatannya, aku ingin segera membuatnya orgasme dan secepatnya beralih ke tubuh keponakanku yang sedang menunggu giliran.

Diluar dugaanku, ternyata Janeta tidak segera orgasme seperti perkiraanku, gerakannya malah semakin liar mencengkeramku, justru hampir saja aku keluar duluan kalau tidak segera kuhentikan gerakanku dan kucabut penisku dari vaginanya.

Janeta tersenyum penuh kemenangan melihat aku hampir kalah, kuambil napas dalam dalam lalu kutahan dan kuhembuskan pelan pelan.

Friska sudah bersiap di sampingnya dengan posisi nungging, kuturunkan teganganku dengan menciumi pantat Friska, menjilati vagina dan anusnya, dia menggeliat geli, kukocok vaginanya dengan dua jariku, dia menJanetas. Setelah kurasa aku siap maka langsung kumasukkan penisku ke liang Friska dengan sekali dorong disusul kocokan cepat, dia menjerit nikmat lepas.

"Janeta, remas dadanya" perintahku sambil mengocoknya keras, Janeta memandangku bingung, kuraih tangannya dan kuletakkan di dada Friska, kedua gadis itu kelihatan risih tapi aku tak peduli, kupaksa Janeta meremasnya.

Akhirnya Friska bisa menerima remasan Janeta di buah dadanya, aku makin bergairah melihatnya, apalagi ketika Janeta meremas kedua buah dada yang menggantung itu. Nafsuku makin meninggi ketika Friska membalas meremas buah dada Janeta, mereka saling meremas buah dada.

Aku terkejut ketika Friska mengambil inisiatif lebih jauh, tiba tiba dia menciumi buah dada Janeta dan menjilati putingnya, mulanya Janeta tertawa geli menerima hal itu, tapi kemudian dia ikutan mendesah dan meremas rambut Friska yang ada di dadanya.

Aku makin bergairah dibuatnya, kocokanku makin cepat dan liar, seliar sedotan Friska pada buah dada sahabatnya. Janeta menyusupkan tubuhnya di bawah Friska, kepalanya tepat di bawah bukit yang menggantung, mereka saling mengulum buah dada seperti permainan lesbi meski aku yakin mereka bukan golongan itu.

Imajinasiku makin liar melihat kenakalan mereka, kuminta Janeta nungging di atas Friska, tubuhnya menempel rapat di punggungnya, memeluk rapat dari belakang, vaginanya tepat di atas pantat Friska, masih tetap mengocok Friska kumasukkan dua jariku ke liang kenikmatannya, kedua gadis itu mendesah bersahutan.

Kutarik keluar penisku dan segera beralih ke liang kenikmatan di atasnya, masih saja kurasakan rapatnya vagina Janeta, nikmat yang berbeda dari dua vagina. Kocokanku berpindah dari satu vagina ke vagina lainnya. Aku tak tahu harus mengakhirinya di mana, hampir saja aku orgasme ketika tiba tiba kudengar bunyi HP-ku. Ingin kuabaikan tapi deringnya terasa mengganggu.

"Terima dulu Om, siapa tahu penting, atau mungkin dari Mbak Lily" kata Friska ketika aku sedang mengocok vagina di atasnya.

Terpaksa kutinggalkan kedua vagina yang sedang penuh gairah itu, benar saja istriku menelpon, aku menjauhi mereka, duduk di sofa supaya tidak terdengar suara napas mereka yang sedang ngos-ngosan.

Kedua gadis itu menyusulku, Janeta bersimpuh di antara kakiku sedangkan Friska duduk di sebelahku, menempelkan telinganya di HP, ikutan mendengar pembicaraanku dengan tantenya, sambil tangannya mengocok penisku bersamaan dengan lidah dan mulut Janeta yang menari nari di penisku yang masih menegang. Handphone kuberikan ke Friska ketika istriku mau bicara padanya, akupun tak mau berlama lama bicara sama istriku dalam keadaan seperti ini, bisa bisa bicara sambil mendesah.

"Ya Mbak, ini Om mau antar Friska pulang, udah malam, lagian besok kan kuliah.. agak siang sih, jam 11 pagi kuliahnya.. tapi Friska belum pamit sama ibu Kost, ntar dicari"

Untungnya Friska mengikuti pembicaraan kami tadi hingga bisa langsung nyambung, kubalas Friska dengan mengulum putingnya ketika bicara sama tantenya, dia melototiku.

"Oke deh Mbak, nanti Friska telpon ke kost deh" jawabnya mengakhiri pembicaraan.

"Nakal ya, awas Friska balas" katanya lalu jongkok di sebelah sahabatnya, bersamaan mereka mengulum penisku, lidah kedua gadis itu menyusuri penisku kembali, aku mendesah sambil meremas rambut keduanya.

Begitu nikmat permainan dua lidah, apalagi ketika bibir keponakanku mulai meluncur di batang kemaluanku, sementara sobatnya mempermainkan kantong bola dengan lidahnya, membawaku melayang tinggi dalam kenikmatan.

Akhirnya aku menyerah dalam permainan dua mulut mereka, menyemprotlah spermaku ketika berada di mulut Janeta, segera dia menarik keluar tapi terlambat, beberapa semprotan sudah membasahi tenggorokannya.

Friska segera meraih penisku dan langsung memasukkan ke mulut mungilnya, semprotanku sempat mengenai wajah dan rambut Janeta sebelum akhirnya habis dalam kuluman keponakanku, sedikit tetesan keluar dari celah bibirnya, dia menyedot habis semburan demi semburan hingga tetes terakhir tanpa mengeluarkan dari mulutnya. Kedua gadis itu lalu menyapukan penisku yang sudah lemas ke wajahnya.

Malam itu kuhabiskan dengan mengarungi lautan kenikmatan bersama keponakanku dan sahabatnya, sepertinya mereka tak ada kata puas merengkuh kenikmatan demi kenikmatan, bergantian aku harus melayani mereka sampai kewalahan melayaninya, tapi dengan bantuan film VCD yang kami putar di Laptop, sedikit banyak aku bisa mengimbangi permintaan mereka. Entah jam berapa kami baru bisa tertidur, "terpaksa" aku pulang dengan pesawat terakhir ke Jakarta besoknya, "tak tega" meninggalkan keponakanku tercinta berikut sobat karibnya.

Pesanku sebelum meninggalkannya di airport, jangan merusak rumah tangga orang, jangan merebut suami orang, dan yang paling penting, jangan sampai hamil.

Suatu pesan yang tak layak disampaikan seorang paman kepada keponakannya, apa boleh buat, tak mungkin aku menyadarkan Friska dari kelakuannya kalau aku sendiri berperilaku sama, bahkan meniduri keponakanku.
_______________________________________________________________
Seks Eseks, cerita dewasa sex, cerita sex terbaru, cerita seks, cerita dewasa, cerita seks terbaru, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, kumpulan cerita sex, blowjob, handjob, cerita sex dewasa, cerita seks dewasa, tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex, cerita kenikmatan,cerita bokep, cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi, cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep, Seks Eseks.

Cerita Seks Keponakan 2 Wanita Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Q